TVRI Bagaikan Singa yang Tertidur
Wakil Ketua Komisi I DPR Meutya Viada Hafid mengatakan, Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI) merupakan salah satu stasiun televisi yang kuat di industri penyiaran Indonesia. Bahkan, TVRI mempunyai jangkauan jaringan yang paling luas di Tanah Air.
“TVRI memiliki pengalaman yang paling banyak dibanding stasiun TV lainnya di Indonesia. Ibaratnya TVRI itu seperti singa yang sangat kuat di industri penyiaran. Namun sayangnya saat ini, singanya sedang tertidur,” kata Meutya di sela-sela Rapat Dengar Pendapat antara Komisi I DPR dengan Dewan Pengawas TVRI di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (7/6/2017).
Politisi F-PG itu mengibaratkan, karena ukuran singanya sangat besar, sehingga sulit untuk dibangunkan. Demikian halnya dengan TVRI. Besarnya lembaga ini, sehingga sulit untuk bergerak cepat, menyesuaikan dengan persaingan global.
“Yang kita inginkan adalah supaya TV publik kita bergerak cepat. Salah satu masalah utamanya adalah beban SDM yang cukup besar, sehingga akhirnya sulit untuk melakukan kreativitas dengan dinamika yang cepat. Karena TV sekarang perkembangannya sangat cepat,” analisa Meutya.
Kurangnya anggaran pun tidak bisa menjadi kambing hitam sulitnya TVRI berkembang. Pasalnya, dengan anggaran mencapai Rp 1 triliun, sebagian besar anggaran terserap untuk kebutuhan SDM.
“Walaupun anggaran yang diberikan sudah cukup besar, namun terserap jauh lebih banyak kepada SDM. Padahal peralatan juga penting. Negara tentu harus mengalokasikan anggaran sesuasi dengan kemampuan negara. Sekarang sudah yang maksimal yang diberikan,” imbuh Meutya.
Namun politisi asal dapil Sumatera Utara itu tak memungkiri, pihaknya mendorong agar anggaran TVRI dapat ditingkatkan. Dengan catatan, harus dilakukan revitalisasi SDM, sehingga anggaran tidak terserap sia-sia.
Kemudian, masih kata Meutya, nantinya dengan RUU Radio Televisi Republik Indonesia (RTRI) yang saat ini sedang dibahas DPR, dapat memperkuat TVRI dan RRI, serta membuat kedua LPP ini menjadi baru, dan siap menghadapi persaingan secara global. (sf,mp) foto: azka/hr.